Tuesday 5 February 2013

Menkes 'Iri' Sukses China dan Afsel Tekan HIV/AIDS

http://life.viva.co.id/news/read/387947-menkes--iri--sukses-china-dan-afsel-tekan-hiv-aids
Mutia Nugraheni, Shalli Syartiqa

Sedikit demi sedikit jumlah prevalensi berkurang


VIVAlife - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi berharap Indonesia tidak lagi menyandang status negara dengan penderita HIV/AIDS terbesar di Asia.  Indonesia ingin meniru China dan Afrika Selatan yang sukses mengurangi angka penderita penyakit mematikan ini. Harapan itu mulai menunjukkan titik terang. Jumlah penderita  per Desember 2012 berkurang.

Menkes membeberkan data penderita HIV/AIDS pada Desember 2012 yang turun 15.372 orang. Sementara pada Maret di tahun yang sama angkanya tercatat 6,58 juta. 

"Ini bisa dikatakan tercapai tetapi data tersebut masih bisa berubah melihat adanya kasus yang tidak terdeteksi," kata Menkes di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, 5 Februari 2013.

Pujian ia lontarkan kepada seluruh tenaga medis di Indonesia yang telah mengampanyekan seks sehat dan aman. Sebab untuk mencapai angka tersebut tidaklah mudah. Ada beberapa indikator yang sudah dilakukan. Pertama, mengurangi angka prevalensi. Jika di awal 2012 angkanya kurang dari 0,5 persen, saat ini sudah di 0,3 persen. Prevalensi adalah seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada sekelompok orang. Prevalensi dihitung dengan membagi jumlah orang yang memiliki penyakit atau kondisi dengan jumlah total orang dalam kelompok. 

Kedua, meningkatnya jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan soal HIV/AIDS. Angkanya kini mencapai 85 persen di tahun 2012 dari tahun sebelumnya yang hanya 20,6 persen. Ketiga, presentasi penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi. Jika 2011 tercatat 35 persen, tahun 2012 sebanyak 45 persen. Keempat, presentase orang dalam HIV/IDS (ODHA) yang mendapatkan obat kekebalan tubuh sementara kini sudah 80 persen.

Menkes berjanji Kementerian Kesehatan akan terus belajar mencari titik akhir dari penyebaran virus HIV/AIDS ini.  "Kami ingin melepaskan embel-embel sebagai negara terbesar di Asia yang menderita HIV/AIDS terbesar. Kita jangan mau kalah dengan China dan Afrika Selatan yang berhasil menekan angka penderita HIV/AIDS," kata Menkes.

Kasus HIV/AIDS masih cukup tinggi di Indonesia, menurut Nafsiah karena kesadaran terkait pencegahan masih sangat kurang. Hal ini seperti melakukan hubungan seksual yang berisiko tanpa menggunakan kondom. Atau, penggunaan jarum suntik oleh pemakai narkoba yang sebelumnya digunakan oleh penderita HIV/AIDS.

"Bisa juga menurun dari ibu ke janin. Maka dari itu saya imbau kepada masyarakat luas untuk menanamkan pola hidup yang sehat dan benar agar tidak terinfeksi virus mematikan ini," ujar Menteri Kesehatan.

No comments: